- Sinopsis
Film Rumah Masa Depan, garapan sutradara Danial Rifki, akan segera hadir di bioskop CGV dan Cinepolis di seluruh Indonesia pada tanggal 7 Desember 2023. Merupakan remake dari serial populer di TVRI pada 1985, film ini menampilkan Fedi Nuril, Laura Basuki, Widyawati, Cok Simbara, Maisha Kanna, Ciara Nadine Brosnan, Bima Azriel, dan lainnya.
Film ini masih mengisahkan tentang keluarga Sukri (Fedi Nuril) dan Surti (Laura Basuki), beserta kedua anak mereka, Gerhana (Ciara Brosnan) dan Bayu (Bima Azriel). Ketika ayah Sukri meninggal, keluarga tersebut terpaksa pulang ke desa asal mereka, Cibeureum, di mana mereka terlibat dalam konflik keluarga dan kasus kriminal yang melibatkan ibu Sukri.
Di sisi lain, Gerhana dan Bayu menikmati kehidupan di desa dengan berteman dengan anak-anak setempat, Cempaka dan Sangaji. Keempatnya berusaha membantu mengatasi masalah keluarga mereka. Film ini bergenre drama keluarga dengan durasi tayang 109 menit, dan sebagian besar lokasi pengambilan gambarnya berada di Sumedang, Jawa Barat. Danial dan timnya melakukan riset mendalam ke TVRI untuk memahami detail dan alur cerita asli dari serial legendaris ini.
- Saatnya mereview
Berawal dari kegabutan, tiba-tibsa saja film ini muncul di beranda Netflix, mencoba menonton potongan filmnya dan membaca sinopisnya saya mulai tertarik untuk menonton, terlebih karena ada satu aktris senior favorit di setiap filmya yaitu bu Widyawati, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi saya untuk menonton film ini.
Saya pribadi cukup menikmati alur cerita di film ini yang maju mundur, banyak kejutan walaupun tidak semengejutkan itu (namanya juga alur maju mundur). Daya tarik lain adalah latar dari film ini yang didominasi oleh budaya Sunda salah satunya penggunaan bahasa Sunda yang cukup menarik untuk sebuah film. Film ini berlatar tempat di salah satu daerah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Salah satunya bu Widyawati yang berperan sebagai bu Musa yang begitu menghayati perannya sebagai ibu-ibu Sunda. Perannya tersebut mengingatkan saya pada film Ambu, beliau sama-sama berperan sebagai ibu-ibu Sunda (Ambu Misnah) yang menurut saya sangat berkesan ketika bu Widyawati memerankan tokoh Sunda dengan gaya bicara yang khas.
Konflik yang ditunjukan di film tersebut cukup sederhana tapi dirasa kompleks, berawal dari masa lalu antara keluraga bu Musa (Widyawati) dengan kakek dari Surti sebagai istri Sukri (Laura Basuki). Hal tersebut berawal dari utang piutang yang berkesan bukan membantu malah menambah beban kelurga bu Musa. Hal ini membuat bu Musa sakit hati terhadap keluarga Surti (Kakeknya Surti), hingga pernikahan Sukri (Fedi Nuril) sebagai anak bu Musa menikah dengan Surti, bu Musa masih saja acuh dengan Surti, karena rasa sakit hati yang tidak pernah hilang.
Salah satu aspek utama yang memperkuat film ini adalah pilihan cast yang brilian. Fedi Nuril, Laura Basuki, dan Widyawati berhasil menampilkan chemistry yang luar biasa di layar. Meskipun mungkin ada ekspektasi awal dan pandangan skeptis terhadap pemilihan cast, namun kenyataannya, mereka berhasil membuktikan bahwa keberanian Max Pictures dan Mizan dalam menggabungkan aktor ini adalah langkah yang tepat.
Fedi Nuril, yang sebelumnya sering terikat dengan peran-peran yang berkaitan dengan tema rumah tangga dan poligami, berhasil menampilkan karakter yang berbeda dan melampaui citra yang melekat padanya. Begitu juga dengan Laura Basuki, yang mampu dengan natural menyampaikan konflik batin seorang istri yang tidak disukai oleh mertuanya.
Namun, yang menonjol adalah akting luar biasa dari Widyawati. Perannya sebagai sosok mertua yang judes dan bermasalah berhasil menghidupkan film ini.
Kecerdasan Daniel Rifki sebagai sutradara tercermin dari cara ia mengolah cerita sederhana menjadi sesuatu yang kompleks dan menarik bagi penonton.
Dalam menonton "Rumah Masa Depan," penonton akan merasakan kepuasan yang mendalam. Film ini berhasil menghadirkan drama keluarga dengan nuansa yang berbeda, sehingga penonton dapat terhubung dengan setiap emosi yang ditampilkan.
Meskipun tidak sempurna, film ini layak mendapatkan apresiasi tinggi sebagai salah satu film lokal terbaik di akhir tahun. Untuk film "Rumah Masa Depan," saya memberikan skor 8/10. Selain dari pemilihan aktor yang pas dan konflik yang menarik, kehadiran sebuah film drama yang dibuat dengan matang mampu memberikan angin segar di tengah dominasi genre horor yang semakin kurang inovatif.
Jadi, bagi mereka yang mencari pengalaman menonton yang berbeda di akhir pekan, "Rumah Masa Depan" merupakan pilihan yang tepat.
Gimana? tertarik untuk menonton lebih lanjut?
Enjoy with my content,
And be yourself.
-Pijri Paijar-
0 Comments