Sejarah Yakuza
Asal usul yakuza dapat ditelusuri hingga zaman Edo (1603–1868), ketika ada dua kelompok utama yang berkembang di masyarakat: **tekya** (pedagang jalanan) dan **bakuto** (penjudi). Tekya adalah pedagang yang menjual barang-barang di pasar-pasar, sementara bakuto terlibat dalam perjudian ilegal. Dari sini, yakuza tumbuh menjadi organisasi yang lebih terstruktur dan kuat di abad ke-20. Pada masa setelah Perang Dunia II, yakuza memperluas pengaruh mereka dalam ekonomi dan politik Jepang, mengambil keuntungan dari situasi sosial dan ekonomi yang kacau.
Struktur Organisasi Yakuza
Yakuza memiliki struktur organisasi yang sangat hierarkis, mirip dengan organisasi militer. Oyabun (bos besar) adalah pemimpin tertinggi, sementara anggota lainnya disebut sebagai kobun (anak buah). Loyalitas dan kesetiaan sangat dijunjung tinggi dalam kelompok ini, dengan anggota baru sering menjalani ritual sakazuki, di mana mereka berikrar kesetiaan kepada bos mereka.
Kelompok-kelompok yakuza terbesar di Jepang adalah Yamaguchi-gumi, Sumiyoshi-kai, dan Inagawa-kai. Yamaguchi-gumi adalah yang terbesar dan paling berpengaruh, dengan ribuan anggota yang tersebar di seluruh Jepang.
Aktivitas Ilegal Yakuza
Yakuza terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal, di antaranya:
- Pemerasan: Yakuza sering memeras pebisnis dengan ancaman kekerasan atau gangguan.
- Perdagangan narkoba: Kelompok ini juga terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang seperti methamphetamine.
- Perjudian: Meskipun perjudian ilegal di Jepang, yakuza mengoperasikan tempat-tempat perjudian rahasia.
- Perdagangan manusia: Mereka juga terlibat dalam eksploitasi seksual dan perdagangan manusia, terutama di industri hiburan dewasa.
Pengaruh Yakuza dalam Masyarakat Jepang
Meskipun terlibat dalam banyak kegiatan ilegal, yakuza memiliki peran ambivalen di masyarakat Jepang. Ada saat-saat di mana mereka bertindak sebagai "penolong" masyarakat. Misalnya, setelah gempa bumi Kobe tahun 1995, Yamaguchi-gumi membantu mendistribusikan bantuan ke korban bencana lebih cepat daripada pemerintah setempat. Tindakan ini memberikan kesan bahwa yakuza tidak hanya sebagai penjahat, tetapi juga memiliki sisi "pelindung" masyarakat.
Upaya Pemerintah dalam Menangani Yakuza
Pemerintah Jepang telah mengambil berbagai langkah untuk menekan aktivitas yakuza. Pada tahun 1991, Anti-Boryokudan Law diberlakukan untuk mengurangi pengaruh mereka. Hukum ini melarang kegiatan kriminal yang terkait dengan yakuza dan memberikan sanksi berat bagi mereka yang terlibat. Selain itu, masyarakat juga mulai menolak keberadaan mereka, sehingga banyak bisnis yang menolak bekerja sama dengan yakuza. Namun, meskipun tekanan meningkat, yakuza tetap bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang berubah.
Yakuza di Era Modern
Di era modern ini, pengaruh yakuza perlahan menurun seiring dengan meningkatnya penegakan hukum dan perubahan sikap masyarakat terhadap kelompok-kelompok kriminal. Selain itu, kontrol ketat terhadap kegiatan ekonomi ilegal dan pengawasan yang lebih ketat terhadap pergerakan keuangan juga memengaruhi operasional yakuza. Namun, mereka masih eksis dan terus mencari cara untuk mempertahankan pengaruh mereka, baik di dalam maupun luar Jepang.
Yakuza telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Jepang, meskipun penuh kontroversi. Dengan struktur yang kuat, pengaruh yang besar, serta keterlibatan dalam berbagai aktivitas ilegal, yakuza tetap menjadi fenomena unik dalam dunia kejahatan terorganisir. Meskipun pengaruh mereka menurun, dampak yang mereka tinggalkan dalam budaya dan masyarakat Jepang tidak dapat diabaikan.
Enjoy with my content,
And be yourself.
-Pijri Paijar-
0 Comments